Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca
Bank Indonesia dorong pengembangan ekonomi lewat wisata ramah Muslim
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 15:27:24【Resep Pembaca】784 orang sudah membaca
PerkenalanDeputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Aida S. Budiman menyampaikan sambutannya dalam konferensi pers

Jakarta (ANTARA) - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aida S. Budiman menyampaikan BI berkomitmen sebagai partner strategis dalam pengembangan wisata ramah Muslim di Indonesia yang dinilai berpotensi dalam mendorong ekonomi inklusif.
“Pariwisata ramah Muslim Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi mesin perkembangan yang baru dan untuk meningkatkan pengembangan ekonomi inklusif. Bank Indonesia bersama 46 kantor perwakilan di seluruh Indonesia siap mendukung inisiatif ini,” kata Aida dalam konferensi pers acara The 7th International Halal Tourism Summit, di Jakarta, Kamis.
Aida menyampaikan Indonesia kini menempati posisi ke-5 dalam Global Muslim Travel Index (GMTI) 2025. Namun, pemerintah menegaskan pencapaian tersebut bukanlah tujuan akhir.
“Kita perlu membangun dari pencapaian ini. Tujuan kita adalah mencapai posisi puncak dalam Global Muslim Travel Index. Ini harus menjadi ambisi bersama, karena Indonesia merupakan rumah bagi populasi Muslim terbesar di dunia,” tutur Aida.
Baca juga: Menpar dorong kolaborasi dan ekonomi inklusif perkuat wisata halal
Aida menjelaskan berkaitan dengan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 mengedepankan tiga strategi utama yang disampaikan dalam semangat yaitu selalu bergerak bersama, selalu berkembang, dan selalu berusaha untuk berhasil.
Menurut Aida, tiga strategi ini menjadi panduan untuk berkolaborasi yang mengusung sinergi ekonomi dan keuangan syariah guna memperkuat kegiatan ekonomi, menumbuhkan kepercayaan diri, serta mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
“Oleh karena itu, menerapkan tiga strategi utama tersebut dalam upaya memperkuat pariwisata ramah Muslim di Indonesia merupakan langkah yang bijak dan Insyaallah, dengan izin Tuhan, kita akan mencapai tujuan yang diharapkan,” ujar Aida.
Aida menyampaikan pentingnya mengembangkan standar dan mekanisme sertifikasi yang jelas. Pariwisata ramah Muslim berarti memastikan bahwa seluruh elemen perjalanan mulai dari makanan, akomodasi, hingga pelayanan selaras dengan prinsip-prinsip Islam.
“Negara seperti Singapura, Thailand, serta beberapa daerah di Indonesia seperti Lombok dan Aceh, telah merasakan manfaat dari penerapan standar tersebut termasuk dalam menarik lebih banyak investasi dan mencipngakan lapangan pekerjaan,” kata Aida.
Lebih lanjut, Aida menambahkan melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah serta lembaga-lembaga terkait, pihaknya telah mengembangkan alat analisis untuk memantau aktivitas pariwisata yang disebut Framework 3A2P.
Framework ini mencakup Accessibility(Aksesibilitas), Amenities(Fasilitas), Attractions(Daya Tarik), Promotion(Promosi), dan Players (Pelaku Bisnis), yang dipercaya alat ini juga dapat diterapkan untuk memperkuat pengembangan pariwisata ramah Muslim di Indonesia.
Baca juga: Kementerian Pariwisata promosikan wisata gastronomi Sumbar
Dalam menyokong tujuan ini, Indonesia akan memulai edisi 2025 Indonesia Muslim Travel Index yang dikembangkan dengan Bank Indonesia, Enhaii Halal Tourism Center (EHTC), dan CrescentRating, di mana indeks ini memberikan pengetahuan yang berfungsi memperkuat industri pariwisata Indonesia. Selain pengetahuan, indeks ini akan membimbing kita dalam menyesuaikan standar dan sertifikasi.
Menurut Aida, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pemimpin global dalam pariwisata ramah Muslim, dengan strategi yang berfokus pada selalu berkoneksi, selalu meneruskan kemajuan, dan selalu berusaha untuk berhasil.
“Bersama-sama, biarkan kami membangun pariwisata ramah Muslim Indonesia yang berkelanjutan dan inklusif dan memilihkan negara kami sebagai pemimpin global. Semoga Allah SWT memberkati semua usaha kami,” ujar Aida.
Baca juga: Pelaku usaha pariwisata didorong buka peluang wisata ramah muslim
Baca juga: Ekonomi syariah dorong sektor pariwisata Sulut ramah muslim
Suka(7914)
Artikel Terkait
- BGN tegaskan ngak ada SPPG yang boleh memasak sebelum jam 12 malam
 - Danantara terbuka untuk investasi dari pengusaha dan investor Brazil
 - Dinkes ungkap 7,2 persen anak di Sulbar alami risiko hipertensi
 - Ade Rai ingatkan masyarakat agar peduli kesehatan sebelum sakit
 - Berkah Makan Bergizi Gratis
 - Konsumsi domestik naik, laba Unilever tumbuh menjadi Rp3,33 triliun
 - Makanan olahan sebabkan 121 orang keracunan di Buryatia
 - Ibu Negara Brasil bagikan indikator penting untuk nilai kesuksesan MBG
 - TNI AL benarkan satu pecatan prajurit terlibat penyekapan di Tangsel
 - Kementerian UMKM sebut realisasi KUR sektor produksi capai 70 persen
 
Resep Populer
Rekomendasi

35.000 paket bantuan Indonesia untuk Palestina telah diterima warga

Kulit terbakar matahari panas? Kenali gejala dan penanganan "sunburn"

Unilever tuntaskan lepas bisnis es krim Rp7 T ke Magnum di akhir 2025

Mendukbangga nilai program MBG untuk 3B di Kepri sudah tepat sasaran

Cegah penyakit, pencantuman label peringatan produk tinggi GGL didesak

BGN tegaskan ngak ada SPPG yang boleh memasak sebelum jam 12 malam

Cegah penyakit, pencantuman label peringatan produk tinggi GGL didesak

Guangxi sambut era baru industri ulat sutra yang lebih cerdas